Day 89 Prakerin DI Excellent ~ Replication Controller (Kubernetes)

Hari ke- 89 PKL: Replication Controller dalam Kubernetes

Halo, semuanya! Setelah di blog sebelumnya kita membahas tentang Node dan Pod dalam Kubernetes, kali ini kita akan membahas tentang Replication Controller


Apa Itu Replication Controller?

Replication Controller (RC) adalah komponen Kubernetes yang memastikan jumlah Pod yang diinginkan selalu berjalan di cluster Anda. Jika ada Pod yang gagal atau berhenti, RC akan secara otomatis membuat Pod baru untuk menggantikannya.

Fungsi Utama Replication Controller:

  1. High Availability: Memastikan aplikasi tetap berjalan meskipun ada Pod yang gagal.
  2. Load Balancing: Membantu mendistribusikan beban aplikasi melalui beberapa Pod.
  3. Scaling: Mempermudah menambah atau mengurangi jumlah Pod sesuai kebutuhan.

Catatan: Replication Controller telah banyak digantikan oleh ReplicaSet. Namun, konsep dan penggunaannya tetap relevan dalam pemahaman dasar Kubernetes.

Cara Kerja Replication Controller

Replication Controller bekerja berdasarkan deklarasi di file YAML. Anda menentukan:

  • Jumlah Pod yang harus berjalan (replica count).
  • Template Pod yang digunakan untuk membuat replika.

Setelah diimplementasikan, RC akan terus memantau dan menyesuaikan jumlah Pod agar sesuai dengan deklarasi tersebut.

Cara Membuat Replication Controller

1. Membuat File Konfigurasi YAML

Buat file YAML untuk mendefinisikan Replication Controller. Misalnya, kita akan membuat RC untuk menjalankan aplikasi berbasis Nginx.

Buat file bernama rc-example.yaml dengan isi berikut:

apiVersion: v1 kind: ReplicationController metadata: name: nginx-rc labels: app: nginx spec: replicas: 3 selector: app: nginx template: metadata: labels: app: nginx spec: containers: - name: nginx-container image: nginx:latest ports: - containerPort: 80

Penjelasan:

  • replicas: Menentukan jumlah Pod yang harus berjalan (dalam contoh ini, 3).
  • selector: Digunakan untuk mencocokkan Pod yang dikelola oleh RC.
  • template: Template untuk membuat Pod baru.

2. Menerapkan Replication Controller

Gunakan perintah berikut untuk membuat RC berdasarkan file YAML:

kubectl apply -f rc-example.yaml

3. Verifikasi Replication Controller

Setelah RC dibuat, Anda bisa memeriksa statusnya:

kubectl get replicationcontroller kubectl get pods

4. Menghapus Replication Controller

Jika sudah tidak dibutuhkan, hapus RC dengan perintah berikut:

kubectl delete replicationcontroller nginx-rc

Perhatian: Saat RC dihapus, semua Pod yang dikelola oleh RC juga akan dihapus.

Kesimpulan

Replication Controller adalah alat yang sangat berguna untuk memastikan aplikasi tetap berjalan secara konsisten di cluster Kubernetes. Dengan menggunakan RC, Anda dapat mengelola jumlah Pod yang berjalan, meningkatkan ketersediaan aplikasi, dan mempermudah pengelolaan skala aplikasi.

Mungkin cukup sekian untuk pembahasan Replication Controller. Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di blog selanjutnya!

BABAI


Komentar

Postingan Populer